7 Sumur tiban Peninggalan Zaman dahulu di Desa Pogung Kecamatan Cawas yang masih sakral

Bagikan

Klaten (Metro Indonesia) — Dibanyak tempat terutama daerah kekuasaan Kesultanan Surakarta banyak sekali peninggalan peninggalan-peninggalan sejarah yang masih utuh sampai sekarang maupun yang sudah rusak.

Seperti di Desa Pogung yang merupakan salah satu dari 20 desa di Kecamatan Cawas ini, terdapat 7 sumur tua yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan beberapa sumur kecil di sebelahnya.

Uniknya sumur ini membentuk garis lintang dari timur ke barat di tengah tengah sawah Desa Pogung. Menurut Kades Pogung, Anggito menjelaskan sebenarnya ada beberapa sumur tua didesa tersebut, sekitar ada tujuh sumur, tetapi yang masih digunakan hanya beberapa saja.

Menurut cerita Manto Keman yang merupakan sesepuh desa menjelaskan ” sumur yang ada didepan rumahnya namanya sumur Iman Sari.
“Ada pohon beringin ditengahnya yang saya tahu memang sumur ini sudah ada sejak zaman dahulu, makanya dinamakan sumur tiban, karena tidak ada yang tau sejak kapan dibuat,” jelasnya.

Menurut Sadiman salah satu warga Desa Pogung menjelaskan ada empat sumur yang terkenal yaitu sumur Kendal, sumur Iman Sari, Sumur Suro, dan Sumur Kembang. Tetapi sumur yang masih digunakan untuk kebutuhan air bersih masyarakat hanya sumur kembang dan sumur Mbah Suro untuk konsumsi dan kebutuhan mandi, bahkan sumur kembang dijadikan PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Ada juga peninggalan yang berada di sekitar sumur sumur tersebut seperti peninggalan Hindu, sayangnya sudah banyak dicuri, tetapi ada beberapa batu bata yang memang ada di sekitar sumur sejak zaman dahulu sampai sekarang masih ada. Banyak warga menyakini bahwa batu bata itu sakral atau wingit dan tidak ada yang berani mengambil batu bata tersebut hingga saat ini.

“Sampai sekarang air dari sumur sama sekali tidak tercemar. Kawasan sumur dijaga betul oleh warga. Sampai sekarang masih banyak warga yang mengandalkan air dari sumur itu. Bagi kami, sumur-sumur itu merupakan cagar budaya yang ada di Desa Pogung,” imbuh Sadiman.

Masyarakat sekitar juga menginginkan ketujuh sumur tersebut bisa tetap lestari dan dijaga karena sangat membantu di sektor pertanian maupun air konsumsi dan mengharapkan kedepannya bisa menjadi wisata cagar budaya di Klaten.

(Kontributor – Brelian putra/MI)