Jakarta, (Metro Indonesia) — Mantan petinggi Badan Intelijen Uni Soviet (KGB) Oleg Kalugin, mengungkap karakter Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menurutnya licik dan berbahaya. Kalugin juga menegaskan Putin bisa nekat soal senjata nuklir. Kalugin mengungkap karakter Putin ini untuk memperingatkan negara Barat agar menanggapi ancaman bom nuklir presiden yang juga merupakan mantan agen KGB itu secara serius.
Mengawali ceritanya, pria berusia 88 tahun itu mengungkap bahwa ia menghabiskan beberapa dekade menjadi kepala mata-mata Rusia yang bertugas mengumpulkan informasi tentang Amerika Serikat (AS).
Kalugin mengaku kala itu ia menjadi jenderal termuda dalam sejarah GB yang terkenal kejam. Pada satu waktu, ia bertemu dan membimbing Putin muda bersama ratusan anggota KGB lainnya.
Ia kemudian menggambarkan kebangkitan Putin dari “bukan siapa-siapa” menjadi bawahan “penjahat perang.”
“Saya ingat di St. Petersburg, saya adalah orang nomor dua. [Putin] akan datang kepada saya, mengetuk pintu, ‘Saya perlu dokumen saya ditandatangani.’ Itulah semua pengalaman yang saya miliki dengannya,” kata Kalugin.
“Dia bukan siapa-siapa.”
Namun, karier Putin perlahan merangkak. Ia naik pangkat di jajaran KGB. Ia ingat betul Putin pernah membuatnya terjerumus masalah.
Kala itu, Kalugin sedang menyamar menjadi jurnalis sembari kuliah di Universitas Columbia, New York, melalui program pertukaran mahasiswa Fulbright.
Selama operasi tersebut, ia melakukan spionase dan memiliki operasi yang cukup berpengaruh sebagai koresponden Radio Moskow untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun kemudian, ia malah mengkritik KGB dan pemerintah Soviet.
Putin kemudian menuduh Kalugin menjadi mata-mata untuk AS. Tudingan itu hampir membuatnya ditangkap dan dibunuh. Ia akhirnya menemukan tempat “berlindung” di AS.
“(Putin) akan mencoba melakukan semua yang dia bisa untuk tetap berkuasa dan, tentu saja, menyingkirkan semua saingan potensialnya,” ujarnya kepada News Nation Now seperti dikutip dari CNN.
Melihat gelagat Putin yang sudah terbaca dari dulu ini, Kalugin memperingatkan negara Barat untuk mewaspadai gerak-gerik pemimpin Negeri Beruang Merah tersebut ketika menginvasi Ukraina.
“Putin sebenarnya yang memulai invasi ke Ukraina. Itu jelas dan itu bodoh. Ukraina adalah bagian dari Kekaisaran Rusia masa lampau, dan memperlakukan Ukraina sebagai musuh mutlak bertentangan dengan semua logika, sejarah, dan segalanya,” katanya.
Kaluguin tidak berharap Putin bakal menyerang negara Eropa lainnya. Namun menurutnya, Putin merupakan sosok yang tidak dapat diprediksi sehingga ancaman serangan nuklir tidak bisa dianggap angin lalu oleh negara barat.
“Itulah cara Putin untuk mengancam. Dunia Barat tidak boleh mengabaikan ancaman ini,” kata dia, seraya menambahkan bahwa Putin “akan melakukan segalanya hanya untuk menghentikan keruntuhan sistem yang dimilikinya.”
Ia juga menilai yang dilakukan Presiden AS, Joe Biden, dalam merespons perang Rusia versus Ukraina sudah tepat. Ia menambahkan, yang seharusnya juga dilakukan Barat adalah mengisolasi Moskow dari seluruh dunia.
Kalugin lantas memperingatkan bahwa bagaimanapun motivasi utama Putin adalah kekuatan, dan dia tidak gampang menyerah.
“Dia [Putin] telah membuat pilihannya sendiri untuk tetap berkuasa selama dia bisa. Dia akan hidup selamanya kecuali sesuatu terjadi padanya. Aku tidak iri padanya. Dia pria yang kesepian,” katanya.