Forum Kebangsaan DIY Gelar Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022

Bagikan

Yogyakarta (Metro Indonesia) – Forum Kebangsaan Yogyakarta yang terdiri dari gabungan sejumlah elemen seperti Gerakan Bela Negara (GBN), FAKI, Wanita Islam, Paksi Katon, Trengginas Merah Putih (TGMP), Relawan Alumni Gadjah Mada (RELAGAMA), Persatuan Mak Mak Indonesia, Forum Ukhuwah Islamiyyah (FUI) DIY, dan Forum Majelis Taklim menggelar Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022 bertempat di Kompleks Masjid Jami’ Karangkajen, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (21/8/2022).

Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022 bertema “Reaktualisasi Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari dalam Merebut kembali Kedaulatan Rakyat sebagai Fondasi Tegaknya NKRI” digelar perdana atas kerjasama dengan Takmir Masjid Jami’ Karangkajen ini juga bertepatan dengan Peringatan Tahun Baru 1444 Hijriyah dan Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Dalam Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022, pembicara yang turut hadir memberikan materi Pertama, Prof. DR. Muhammad Chirzin, MAg (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga & Tokoh Muhammadiyah), Kedua, HM. Syukri Fadholi, SH, MKn (Tokoh Muhammadiyah & Ketua KAMI DIY), Ketiga, KH M. Ghozy Wahab (Tokoh NU Khittah 26 dan Cucu Pendiri NU Allahyarham KH Wahab Chasbullah), Keempat, KH. Mas’ud Masduki (Rois Syuriyah PWNU Propinsi DIY), dan Kelima, Brigjend. Purn. Santoso (Tokoh Gerakan Bela Negara).

Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022 yang diselenggarakan bertepatan dengan momentum 77 tahun lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini berupaya mencermati sejumlah problem kebangsaan yang belakangan ini intens bermunculan. Hal tersebut, menjadi sebuah keniscayaan untuk kembali menggali nilai-nilai kebangsaan yang bersumber pada Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

“Tentu ada yang salah bilamana kondisi yang aktual terjadi sekarang ini justru bertentangan dengan cita-cita berdirinya Republik ini sebagaimana yang dulu diproklamirkan Pendiri Bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,” kata Ketua Panitia Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022, H. Irfan Riza, SE, MSc, MA melalui keterangan persnya, di Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta pada Minggu (21/8/2022).

Menurut Irfan, sangatlah jelas tujuan berdirinya negeri ini dalam Pembukaan UUD 45 dan nilai-nilai dari Pancasila.

Irfan menilai indikasi lemahnya kebangsaan bisa dilihat dimana semakin nyata terlihat nilai keutamaan yang dikandung di dalam Pembukaan UUD 45 dan Pancasila tidak lagi menjadi acuan sebagian pemangku kebijakan/penyelenggarnegara.

“Tujuan tegaknya negeri ini sesuai Pancasila dan Pembukaan UUD 45 sekadar tercantum secara formal, tapi tidak menjiwai dan menjadi nilai dasar dalam tata kelola pemerintahan di republik ini,” kata Irfan.

Hal ini, menurut Irfan terlihat dimana sebagian penyelenggara negara malah terjebak dalam suasana KKN yang makin akut, hukum yang tidak berkeadilan, aparat yang cenderung represif, mekanisme check and balance yang lemah, kondisi utang LN dan impor komoditi yang makin massif dan kebablasan, komunikasi pemerintah-rakyat yang tidak nyambung dan beragam persoalan kebangsaan lainnya.

Seiring dengan kegiatan tasyakuran Tahun Baru 1444 H dan sekaligus perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, tentu akan memunculkan pertanyaan dari kita semua. Apakah setelah 77 tahun kita merdeka atau berdaulat, hasil yang kita capai telah memenuhi harapan dan cita-cita Pendiri Bangsa ini sesuai Pembukaan UUD 45 dan Nilai Dasar PANCASILA, atau apakah justru malah menyimpang jauh dari apa yang dicita-citakan.

“Selanjutnya, akan dibawa ke mana bangsa ini berlayar di tengah tantangan kebangsaan ini? Serta beragam pertanyaan reflektif lain terkait dengan kondisi kebangsaan bangsa ini yang sedang tidak baik,” imbuh Irfan.

Dia pun menjelaskan, untuk menjawab beragam pertanyaan itu, perlu menyegarkan kembali pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan yang telah ditanam oleh Pendiri Bangsa ini.
Dirinya menambahkan, Nilai-Nilai Kebangsaan bangsa ini bersumber dari Pancasila dan UUD 45 serta Nilai-Nilai Islam yang dianut oleh Mayoritas bangsa Indonesia.

“Alangkah baiknya jika kita kembali melakukan perenungan mendalam akan nasib eksistensi bangsa kita ke depan,” lanjut dia.

Dia berharap, dengan mengetahui perjalanan bangsa ini, sudah sepatutnya jika kembali membuka lembar-lembar historis yang memampukan semangat kebangsaan menuju tercapainya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

“Kita perlu mereaktualisasi wawasan kebangsaan kita dengan komitmen menjadikan Tujuan berdirinya negeri ini sesuai Pembukaan UUD 45 dan Pancasila sebagai barometer bersama guna mengkritisi permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini. Pembukaan UUD 45 dan Pancasila hendaknya dimaknai dan dijadikan tempat kembali sekaligus titik berangkat semua komponen dalam membangun negeri ini dan saat terjadi konflik yang mengancam keutuhan bangsa,” kata dia.

Irfan lantas menuturkan, reaktualisasi wawasan kebangsaan kita akan semakin optimal jika diiringi Komitmen tentang pentingnya kedaulatan rakyat sebagai pondasi kokohnya NKRI. Rakyat, kata dia, semestinya adalah subyek kreatif yang berhak sepenuhnya atas berdirinya NKRI. Penyelenggara pemerintahan wajib dan tunduk mengikuti mandat rakyat, bukan sebaliknya rakyat harus tunduk kepada kebijakan dan kepentingan penguasa yang justru bertentangan dengan kehendaknya.

“Maka Daulat Rakyat merupakan fondasi tegaknya NKRI yang harus kita jaga selamanya. Persatuan Ummat dalam urusan Kebangsaan wajib kita jaga dan solidkan. Kesemua refleksi di atas menjadi latar belakang dan ide kegiatan kami yang berjudul Halaqah Kebangsaan Yogyakarta 2022,” pungkasnya.

(Kasido/MI)