Gunungkidul (Metro Indonesia) — Puluhan warga Kalurahan Sampang, Kapanewon Gedangsari Gunungkidul gelar aksi damai di Balai Kalurahan Sampang. Aksi tersebut memprotes dampak lingkungan akibat aktifitas Tambang Galian C untuk keperluan jalan Tol yang ada di wilayah Padukuhan Kayen Kalurahan Sampang pada Selasa, (03/10/2023).
Beberapa tuntutan warga agar aktifitas galian C di tutup total karena dirasa berdampak lingkungan yaitu jalan rusak serta debu. Marcel selaku koordinator sekaligus kuasa hukum dari warga menyampaikan semua tuntutan warga di depan seluruh stakeholder yang terlibat, yaitu Lurah Sampang, Panewu Gedangsari, Kapolsek Gedangsari, Danramil Gedangsari, Satpol PP, ESDM DIY, dan semua pihak yang terlibat.
“Saya mewakili warga, meminta agar ada jalan keluar yang tidak merugikan salah satu pihak. Dalam hal ini pihak warga sudah dirugikan yang berkaitan dengan kerusakan jalan dan debu yang mengganggu kesehatan. Disini hendaknya mencari titik temu yang lebih menguntungkan kedua belah pihak,” tandas Marsel.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, baik itu Lurah Sampang bersama pamong dan juga Panewu Gedangsari berjanji akan secepatnya menyampaikan aspirasi warga tersebut baik itu ke PT penambang maupun ke Dinas yang berwenang.
“Kami disini selaku pamong, siap bersama warga dan kami berjanji secepatnya akan membawa aspirasi warga ke PT penambang serta ke Dinas yang berwenang, tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi kami mohon bersabar dan percaya pada kami bahwa aspirasi njenengan semua akan mendapat solusi yang terbaik,” kata Lurah Sampang.
Diakhir penyampaiannya, Marcel dengan tegas berucap jika terkait masalah tuntutan warga, dirinya selaku kuasa hukum warga akan memperjuangkan aspirasi atau tuntutan warga sampai ada titik temu. Marcel bertekad bahwa perjuangan warga akan menemukan solusi yang terbaik.
Pada akhirnya sekitar Pukul 12.30 WIB warga membubarkan diri dengan tertib. Dengan harapan warga mendapatkan keadilan. Yang selama ini memang sudah diberikan kompensasi bulanan untuk sejumlah warga beserta sejumlah uang kas kepada 28 RT di Kalurahan Sampang khususnya.
Sementara itu lokasi jalan tambang sesaat usai aksi demo selesai, terpantau ada proses perbaikan jalan yang di laksanakan oleh pihak PT penambang yaitu PT. Puser Bumi, puluhan pekerja memperbaiki jalan dengan menguruk jalan yang berlubang dengan agregat sehingga rata dan kemudian dilajukan pengaspalan.
Didekat lokasi perbaikan jalan, warga menceritakan jika dari sebelum mulai kegiatan penambangan di Padukuhan Kayen Sampang, antara warga dan PT penambang sudah ada koordinasi, jika dari pihak PT akan memperdayakan warga sekitar. Selain itu dari pihak PT juga aktif melaksanakan kegiatan sosial, bahkan juga rutin memberikan bantuan kepada 16 KK warga terdampak tambang.
“Sebelum menambang, memang sudah ada rembukan, dan pihak PT juga sudah menepati kok. Selain sering memberikan santunan, warga sini juga di berdayakan kok,” ungkap warga.
Namun warga memang mengeluhkan dengan adanya debu yang sangat mengganggu dan mencemari udara sekitar. Warga berharap segera ada penanganan terkait AMDAL debu tersebut, sehingga aktifitas Tambang galian C bisa berjalan lancar, warga juga bisa beraktifitas dengan nyaman. Sebenarnya penyiraman dilakukan setiap hari kurang lebih 4 kali untuk mengurangi polusi debu.
“Kalau saya yang penting masalah debu ini segera di atasi, mungkin ini juga karena musim kemarau, jadi debunya lumayan parah. Kalau untuk jalan kami sudah setuju dan mulai diperbaiki. Yang jelas biar semua bisa berjalan lancar, karena dengan adanya tambang galian C ini juga menjadi sumber penghidupan banyak warga dan biar semua kondusif,” pungkasnya.
(Redaksi/MI)