Jakarta, (Metro Indonesia) — Ahli geologi dari Arizona State University menemukan dua gumpalan aneh di dalam perut Bumi. Inti Bumi bukan berbentuk padat, namun terdiri dari subkisi logam padat yang bercampur cairan.
Menurut ahli dua gumpalan ini terdeteksi sangat aneh. Dua gumpalan itu terbuat dari proses termokimiawi, atau perubahan material dan zat-zat selama jutaan tahun silam. Ahli menilai material dan zat-zat lain terkungkung oleh lapisan pelindung.
Sejauh ini, para ilmuwan masih belum mengetahui dari mana kedua struktur kolosal ini berasal, ahli semakin merasa aneh karena keduanya memiliki ketinggian yang berbeda dan ini masih menjadi misteri yang harus dipecahkan.
Mengutip sciencealert, Sabtu (13/2), ahli menemukan dua gumpalan itu menggunakan alat deteksi khusus dan digambarkan dalam bentuk 3D setelah melakukan simulasi.
Setelah menjalankan serangkaian simulasi, ahli menduga gumpalan kurang padat cenderung labil berada di bawah benua Afrika dan di bawah Pasifik yang memiliki sifat lebih kuat. Gumpalan yang berada di bawah Pasifik diakui lebih tinggi.
“Perhitungan kami menemukan volume awal gumpalan tidak mempengaruhi ketinggiannya. Ketinggian gumpalan sebagian besar dikendalikan oleh seberapa padat dan viskositas mantel di sekitarnya,” jelas ahli geologi Qian Yuan, dikutip dari CNN.
Gumpalan aneh di bawah Pasifik dan Afrika pertama kali ditemukan pada 1980. Dalam istilah ilmiah,’superplumes’ dikenal sebagai large low-shear-velocity provinces (LLSVPs).
Dibandingkan dengan LLSVP Pasifik, studi saat ini menemukan LLSVP Afrika membentang sekitar 1.000 kilometer dengan ketinggian 999 kilometer (km). Sedangkan dalam pemodelan telah menemukan LLSVP Afrika membentang hingga 1.500 kilometer, dan mencapai ketinggian maksimum 800 km.
Dalam percobaan laboratorium, baik gumpalan Afrika dan Pasifik tampak berosilasi naik dan turun melalui mantelnya. Penelitian ini sudah dipublikasi di nature.com.
Ahli berharap temuan ini bisa mengungkap asal muasal Bumi tercipta.