Bandung (Metro Indonesia) – Belati raksasa yang tertancap di atas Gunung Manik, Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kerap menyita perhatian pengendara yang melintas jalur Bandung-Cianjur tersebut.
Bagaimana tidak, belati berukuran kurang lebih 3 meter ini tampak tertancap di antara pepohonan puncak Gunung Manik. Bagaimana bisa belati itu tertancap di atas sana ?
Ketua Forum Pemuda Citatah Asep Sulaeman mengatakan, sedianya belati itu dibangun pada 2004 oleh Zeni Pusdikpassus (sekarang Pusdiklatpassus). Belati itu dibuat, sebagai penanda area latihan panjat Kopassus.
“Karena Gunung Manik atau tebing 48 ini, sudah dipakai latihan oleh tentara RPKAD sejak tahun 1965,” ucap Asep saat ditemui detikJabar, 8 Januari 2020.
Bagi yang tak mengetahui faktanya, kehadiran belati di atas Gunung Manik itu kerap dikaitakan dengan peristiwa mistik. Bahkan, ujarnya, ada segelintir orang yang mengaitkan belati itu dengan peristiwa Tsunami Aceh, yang kebetulan terjadi pada tahun yang sama.
Sebuah belati raksasa tertancap di atas tebing Gunung Manik di Desa Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Begini penampakannya. Foto: Yudha Maulana
Pada malam hari, belati tersebut akan terlihat menyala. Tetapi, ujar Asep, itu bukanlah hal yang mistik. Pasalnya, ada sistem pencahayaan agar belati tersebut tetap bisa dipandang ketika malam datang.
Kendati demikian, Asep tak menampik di sekitar belati itu ada area yang disakralkan warga. Karena ada makam keramat yang dipercaya warga sebagai tempat persemayan Eyang Manik.
“Jadi sangkurnya pun ada aura mistiknya yang lebih tajam,” ucapnya.
DetikJabar pun berkesempatan untuk melihat lebih dekat belati tersebut di tempat yang populer disebut Tebing 48 ini. Belati tersebut tak tertancap, namun dicor di bagian dasarnya.
Sebuah belati raksasa tertancap di atas tebing Gunung Manik di Desa Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Begini penampakannya. Foto: Yudha Maulana
Untuk mencapai puncak, tanpa perlu memanjat, kita bisa melalui jalur samping yang lebih aman. Begitu sampai di puncak, kita akan disuguhkan dengan pemandangan Karst Citatah yang indah.
“Umum juga boleh memanjat di sini, tapi harus berkoordinasi satu minggu sebelum berkegiatan. Karena di area tebing perwakilan dari Pusdiklatpassus yang bertugas merawat, terutama merawat pohon atau tetumbuhan,” ujarnya.