Anggota MPR RI dari Dapil DIY Ir H Ibnu Mahmud Bilalluddin kembali menggelar Sosialisasi 4 pilar berbangsa dan bernegara

Bagikan

Yogyakarta (Metro Indonesia) — Kegiatan Sosialisasi 4 pilar berbangsa dan bernegara tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (25/3/2023) bertempat di Aula Balai Kalurahan Wijirejo dengan diikuti oleh 150 orang di wilayah Kabupaten Bantul DIY.

Tampak Hadir Lurah Wijirejo Wisnu Riyanto, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bantul Atmaji, Anggota DPRD DIY dan Damba Aktivis Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bantul serta Sadji anggota Komisi C Kabupaten bantul.

Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Arba Riksawan Qomaru Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul yang membawakan materi tentang PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.

“Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Was Syahadah dicanangkan oleh persyarikatan muhammadiyah. Daarul Ahdi Wa Syahadah Negara kesepakatan dan persaksian yang menjadi sebuah komitmen Kesepakatan bersama untuk Kemaslahatan,” jelas Arba Riksawan Qomaru.

Ia memaparkan lebih lanjut, Pancasila sebagai Darul Ahdi berarti negeri yang bersepakat pada kemasalahatan. Artinya Darul Ahdi juga dapat dimaknai sebagai Darussalam yang berarti negeri yang penuh dengan kedamaian. Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, berangkat dari tiga latar belakang utama:
1) adanya golongan—terutama masyarakat muslim yang masih mempersoalkan relasi antara Islam dengan negara yang berdasarkan Pancasila;
2) adanya realitas bahwa sebagai bangsa ini secara ideologis belum merumuskan dengan sangat eksplisit dan membuat satu penjelasan akademik mengenai negara Pancasila itu;
3) adanya ancaman dari kelompok Islam yang lain yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara Pancasila.
Darul Ahdi Wa Syahadah, sebagai titik temu antara keislaman dan kehidupan berbangsa. Agama Islam harus menjadi ruh spiritual dalam kehidupan bernegara. Namun juga tidak menafikkan jika dalam berbangsa Indonesia juga mendapati sebuah kenyataan “Bhineka Tunggal Ika”.

“Sekali lagi, dengan adanya pemahaman Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, telah berhasil membangun watak anak bangsa sebagai seorang muslim sekaligus sebagai penduduk tanah air. Ibnu Mahmud Bilaluddin
Bahwa pada saat muda Ibnu Mahmud Bilaludin ketemu langsung dengan pelaku sejarah sehingga mendapatkan cerita langsung dari pelaku sejarah seperti komandan Karawang Bekasi Kyai Nur ali akan tetapi karena faktor usia tentu generasi muda tidak bisa bertemu dengan pelaku sejarah.
Namun untuk saat ini tidak mungkin bertemu secara langsung sehingga sangat dibutuhkan cara dan upaya seperti acara sosialisasi 4 pilar yang berupa buku dan diskusi, untuk mengingatkan bahwa bangsa dan negara ini didirikan cucuran air mata, keringat dan darah. Lebih lanjut Ibnu mengingatkan generasi muda akan menjadi generasi asejarah jika tidak mengetahui sejarah bangsa dan akan dengan mudah sekali dimasuki unsur unsur asing dan mudah dipecah belah,” pungkas Arba Riksawan Qomaru.

(Zahrowi)