Gunungkidul (Metro Indonesia) — Crah agawe bubrah rukun agawe santoso, begitu pepatah jawa mengatakan, ini merupakan filsafat yang langsung diimplementasikan dalam budaya bersih desa (rasulan) di dua dusun di Kelurahan Kedungkeris yaitu Dusun Pringsurat dan Dusun Kedungkeris.
“Melalui kebersamaan ini diharapkan menjadi pola hidup bermasyarakat yang berbudaya dalam membangun guyub rukun dalam keseharian di setiap keluarga,” kata ketua Panitia Tri Widodo.
Dalam acara bersih dusun yang diadakan panitia Kedungpring Nyawiji (Kedungkeris Pringsurat dadi siji) membuat event bertajuk:
1. Pawai Gunungan
2. Pagelaran wayang kulit
3. Jathilan
4. Ketoprak.
Gelar Budaya ini digarap oleh kepanitiaan kedua dusun yang di pimpin oleh Tri Widodo. Gelar Budaya ini di mulai hari Minggu-Senin (9-10) Juni 2024,
Harapan dan tujuan diadakan rasul bersama dengan gelar budaya :
1. Melestarikan budaya dan Tradisi Rasulan setiap tahun
2. Dengan Rasulan melakukan doa bersama kepada Tuhan melalui kendurian semoga kedua dusun terbebas dari bencana / petaka dan pembangunan semua bidang di dua dusun dapat semakin berkembang.
3. Menumbuhkan & mengembangkan minat serta bakat dalam bidang seni dan budaya
4. Memupuk kebersamaan dan guyub rukun dalam bermasyarakan
5. Sebagai ajang rekreasi relaksasi masyarakay dalam menciptakan hiburan.
Acara ini bisa terlaksana karena perpaduan tekad masyarakat dalam membangun dusun masing-masing sehingga tercipta perpaduan semangat dan bersinergi bersama. Semoga semua menjadi berkah antara Dusun Pringsurat dan Kedungkeris semakin maju dalam pembangunannya. KedungPring Nyawiji.
(Sumber berita: Tri widodo peliput berita : Ali Sunarwan, S.A.B)