BMKG Ungkap Penyebab Gempa di Jawa Timur

Bagikan

 

Jakarta, (Metro Indonesia) — Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang Pacitan, Jawa Timur, pada Minggu (12/6) pagi. Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa gempa itu disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa selatan Jawa Timur magnitudo 5,2 pagi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Pulau Jawa di Zona Benioff,” tulis Daryono lewat akun Twitter @DaryonoBMKG.

Lebih lanjut melalui akun Facebook pribadinya, Daryono menjelaskan bahwa para ahli menyebut aktivitas itu sebagai gempa dalam lempang atau intraslab earthquake.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi antara geser dan miring (strike-slip – oblique),” tulis Daryono dikitip dari CNN.

Ia juga mengatakan bahwa gempa selatan Jawa Timur itu dirasakan warga di beberapa wilayah lain.

“Gempa selatan Jawa Timur ini dirasakan di Kulon Progo, Bantul, Wonogiri, Gunungkidul, Pacitan, Cilacap, Karangkates, Ponorogo, Nganjuk, Blitar, Trenggalek, Klaten dan Karanganyar dalam skala intensitas II-III MMI dimana getaran dirasakan seakan akan truk berlalu,” jels Daryono.

Sementara itu, goncangan di Lumajang, Madiun, dan Kepanjen disebut Daryono berada pada skala intensitas II MMI. Gempa membuat beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono juga mengatakan bahwa belum ada laporan kerusakan dari gempa pagi tadi. Gempa tersebut juga tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 07.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.

Episenter gempa tersebut berlokasi dekat dengan gempa kuat yang mengguncang Pulau Jawa pada 1867, 1896, 1937, dan 1962.

https://www.facebook.com/daryonobmkg