Densus tangkap kembali terduga teroris Babel yang melarikan diri

Bagikan

Jakarta (MetroIndonesia) – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama Tim Gabungan Polda Bangka Belitung akhirnya bisa menangkap AS, terduga teroris yang melarikan diri dari ruang pemeriksaan Mapolda Bangka Belitung sejak Kamis (1/7) lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Selasa, mengatakan AS ditangkap di rumah keluarganya di Kampung Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.

“Penangkapan AS oleh Tim Densus dan Tim Gabungan Reskrim serta Intel Polda Babel berlangsung Senin (5/7) pukul 21.30 WIB,” kata Ramadhan seperti dikutip dari ANTARA.

Ramadhan menyebutkan, AS ditangkap di rumah kerabatnya yang berjarak satu jam perjalanan dari Mapolda Bangka Belitung.

“Bersama dengan penangkapan AS, ditangkap dua orang lainnya, diduga masih kerabatnya, keterlibatannya adalah menyembunyikan AS,” kata Ramadhan.

Ramadhan belum mengungkap inisial dua kerabat AS yang ikut ditangkap Senin kemarin. Polisi masih menyelidiki keterlibatan keduanya dengan AS.

Polisi juga telah menyelidiki bahwa AS merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiah (JI). Sebelumnya Polri menyebutkan AS terlibat kelompok JAD.

Awalnya AS ditangkap di Bangka Belitung, Rabu (30/6). Penangkapan AS merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua terduga teroris yakni DS yang ditangkap di Jakarta Timur, dan SY ditangkap di Jakarta Barat.

Ketiganya terlibat dalam pengiriman senjata api beserta amunisi. AS mengirimkan senjata api dan amunisi dari Bangka Belitung kepada DS di Jakarta Timur. Sementara SY adalah penggalang dana sekaligus yang mengirimkan uang untuk pembelian senjata api tersebut.

“Jadi peran DS itu yang menerima paket senjata ini,” ungkap Ramadhan.

Sedangkan terduga SY, kata Ramadhan, berperan menggalang dana dan memiliki rekening bank tempat penampungan dana pembelian senjata.

Dana yang digalang oleh SY dikirimkan kepada AS yang ada di Bangka Belitung untuk mengirim paket berisi senjata.

SY telah melakukan beberapa kali transaksi pengiriman dana untuk pembelian senjata kepada AS.

“Dana pertama dikirim Rp3 juta, dana kedua Rp7 juta, dan ketiga dikirim Rp3 juta. Ada kolom keterangan dalam pengiriman tertulis revolver, dan senapan panjang,” kata Ramadhan.