Bantul (Metro Indonesia) – Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya sebentar lagi ( 25/09/2022 ) akan menggelar pesta demokrasi untuk tingkat kalurahan. Warga masyarakat yang berada di wilayah kabupaten Bantul khususnya akan bersiap – siap untuk melangsungkan pilihan lurah diwilayahnya masing-masing.
Tak terkecuali untuk wilayah Kalurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, yang terdiri dari 10 padukuhan. Di wilayah ini ada 4 kandidat calon yang akan bertarung, diantaranya, Dibyo (No urut 1), Wisnu Riyanto (No Urut 2), Naryo (No Urut 3), dan Haryadi (No Urut 4).
Saat wartawan berkunjung kerumah salah satu calon lurah di wilayah Wijirejo, Narya Tri Widada, Sabtu (10/09/2022), untuk konfirmasi terkait kesiapannya dalam pilihan lurah mendatang.
Narya mengatakan timnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa meraih kemenangan, tentunya dengan cara – cara yang benar dan bukan dengan melakukan black campaign.
“Kebetulan saya saat ini menjabat sebagai jogoboyo di Kalurahan Wijirejo,jadi sedikit banyak tahu seluk beluk warga masyarakat disini.Apa yang diinginkan warga,apa yang diharapkan warga, dan Insyaallah saya akan berusaha menjalankan amanah dari masyarakat,” ucapnya.
Narya menambahkan selama bertugas menjalankan kewajibannya sebagai Jogoboyo di Kalurahan Wijirejo, dia selalu bekerja sesuai porsinya dan tidak pernah neko – neko.
“Selama ini saya menjalankan pekerjaan saya sebagai jogoboyo, Alhamdulillah saya tidak pernah neko – neko apalagi menyangkut kepentingan warga. Ya saya menjalankan tugas berusaha untuk amanah dan apa adanya,” imbuhnya.
Saat disinggung permasalahan terkait isu pengurusan PTSL seperti yang dikutip dari media Arus news.com yang mengatakan bahwa warga mengalami kekecewaan diantaranya saat pengurusan surat tanah yang hingga detik ini bahkan disinyalir nyaris mencapai 200 berkas pengurusan sertifikat tanah baik melalui program PTSL maupun program di luar PTSL tidak ada yang jadi satupun. Bahkan diantara warga ada yang sudah meninggal belum lama ini hingga saat ini tak kunjung jadi dan berkas tak pernah di kembalikan.
Narya membantah hal itu dan mengatakan itu hanya berita hoax yang sengaja dilontarkan dari salah satu lawannya dalam pilihan lurah nanti. Sementara pihaknya belum pernah bertemu ataupun mendapatkan pesan WhatsApp dari penulis berita tersebut.
“Itu hanya hoax, berita yang memang sumbernya tidak jelas. Itu sengaja disebarluaskan ya mungkin semacam black Champain dari salah satu lawan saya. lha wong saya sendiri belum pernah ketemu pewarta itu, apa lagi diwawancarai juga belum pernah, lha kok dia bilang saya blokir nomor WA nya, kan aneh itu namanya,” jelasnya.
Narya menjelaskan kalau selama pengurusan terkait PTSL tersebut Ia tidak pernah meminta bayaran apapun dari yang punya sertifikat, dan untuk pengurusan sertifikat tersebut saat ini sudah terselesaikan semua. Memang ada beberapa yang sempat terkendala hanya karena masalah kesalahan denah atau gambar saja dan bukan karena masalah administrasi.
“Saya itu tidak pernah main – main urusan sertifikat, apalagi terkait PTSL. Kalau dikatakan ada 200 sertifikat tidak terselesaikan, itu hanya mengurusi pendataan saja, dan selebihnya diserahkan kepada pihak BPN yang mengurusi. Alhamdulillah semua sudah clear dan sudah selesai semua dan sudah diserahkan kepada warga. Kalaupun ada yang belum selesai itu dikarenakan hanya masalah kesalahan data pada gambar saja,” jelasnya.
Narya menilai ini hanya semata-mata berita hoax atau black campaign yang memang sengaja dihembuskan untuk menghambat dan membuat keruh proses pemilihan lurah. Ia bersama tim akan menempuh jalur hukum dan akan mensomasi media yang membuat berita hoax tersebut.
Sementara itu Laste Riyono Tomo, salah satu ketua RT 06, Bergan saat dikonfirmasi mengatakan, untuk pengurusan PTSL warganya sudah selesai semua dan sudah diserahkan kepada warga yang punya sertifikat tersebut.
“Semua pengurusan terkait PTSL sudah selesai semua dan sudah diterima warga, kalau masalah berita yang 200 sertifikat itu tidak ada yang selesai, itu hanya hoax saja,”ucap Laste.
(SMd/MI )