Diduga Keteledoran Pengurus Bantuan Sosial, Akhirnya Berbuntut Mediasi di Polsek Pajangan

Bagikan

Bantul (MetroIndonesia.co) – Di duga adanya keteledoran beberapa oknum pengurus bantuan sosial di dusun Manukan kalurahan Sendangsari Kapanewon Pajangan, seperti yang menimpa Sarmidi Widayat termasuk kategori warga miskin di wilayah Manukan, Sendangsari, Senin (20/07/2020).

Hal ini terbongkar saat  istrinya yang bernama Tujiyem mendapatkan undangan dari kementrian sosial untuk hadir di pendopo kapanewon Pajangan, dalam isi undangan tersebut acara 1. Penjelasan tentang program keluarga harapan. 2. Validasi calon peserta PKH dan dalam undangan tersebut tertulis juga harus membawa foto copi kartu ATM BPNT (atm beras). Merasa bingung karena tidak memiliki kartu tersebut Tujuyem menanyakan kepada pendamping yang memberi undangan tersebut. Namun ternyata kartu beras tersebut berada di padukuhan di bawa istri Dukuh, akan tetapi atas nama Jiyem dan dengan NIK yang berbeda juga.

Diperoleh informasi bahwa kartu tersebut dulu pernah 2 bulan di tangan Jinem warga Manukan dan sudah diambil untuk dicairkan 2 kali juga. Kemudian kartu tersebut di ambil oleh pengurus/ kader, dan oleh istri Dukuh juga kader sudah 2 kali di ambil untuk dibagi ke Kader atas seijin pendamping akhirnya kartu di kasihkan ke Tujiyem saat ini.

Merasa ada permasalahan yang harus segera di selesaikan istri Dukuh Manukan memanggil Tujiyem untuk ketemu empat mata, dan menyampaikan agar permasalahan tersebut  jangan sampai beredar kemana mana, cukup kita berdua saja yang tahu dan Tujiyem juga mengiklaskan apa yang sudah terjadi. Setelah  pertemuan tersebut Tujiyem  menyampaikan hasilnya kepada suaminya Widayat. Karena merasa janggal akhirnya Widayat mendatangi Jinem untuk klarifikasi kebenarannya dan memang di iyakan oleh Jinem.

“Saya selaku istri Dukuh selalu berlaku adil dan tidak membeda bedakan ke seluruh warga apalagi menganaktirikan salah satu warga, masalah ini memang Widayat yang gak bener, kemarin sudah rembukan dari Bu Jinem mau mengembalikan 400 ribu dan dari kami kader juga mau mengembalikan 400 ribu tetapi dia gak mau dan bilang sudah iklas. Wong ya bu Jinem ngambil juga terus dibagikan ke warga yang kurang mampu dan malah nombok dia, kamipun ngambil juga udah seijin pendamping dan kami bagi ke kader kalau gitu apalagi yang salah,” jelas Martinah istri dari  Dukuh Manukan.

Disisi lain Dukuh Manukan Basio, saat dikonfirmasi media di rumahnya terkait permasalahan warganya terkesan tidak senang dengan kedatangan awak media, dengan nada agak emosi beliau menyanggah semua keterangan dari Widayat dan istrinya.

“Semua gak benar itu, Widayat memang selalu bikin ulah malah dia itu yang bermasalah telah memalsukan tanda tangan dan cap jempol warga, tapi saya sebagai yang dituakan di Padukuhan sini juga tidak tega kalau Widayat kena masalah hukum nanti siaps yang ngasih makan anak istrinya kalau dia dihukum siapa???,” pungkasnya seperti dikutip dari SNN.COM.

Pada saat MetroIndonesia.co menemui Widayat pada Sabtu (25/7), ia menyampaikan bahwa permasalahan tersebut sempat berusaha diselesaikan di Polsek Pajangan. Menurut Widayat antara Pendampung Kecamatan dukuh Manukan mengakui kesalahannya.

“Sempat Pihak Polsek Pajangan berusaha memediasi permasalahan ini, tapi saya yang merasa dirugikan sebenarnya tidak puas dengan cukup minta maaf dari pihak2 terkait,” keluh Widayat.

Melalui pesan WhatsApp pendamping Kecamatan Pajangan menyampaikan Hasil mediasi bersepakat:
1. Kartu atas nama jiyem diberikan kepada ibu tujiyem untuk verifikasi calon penerima PKH.
2. Bapak sarmidi widayat suami ibu tujiyem merelakan ikhlas sembako yang sudah diambil ibu jinem maupun ibu martinah dan menyatakan permasalan kartu tersebut selesai.

“Kartu BPNT bukan PKH karena yang PKH baru akan validasi calon peserta PKH. Pendamping memberikan saran jika kartu BPNT tersebut tidak dipakai oleh ibu jinem diberikan saja ke warga miskin yang benar-benar membutuhkan. Kalo pendamping sebenarnya mengarahkannya bukan Bu Dukuh yang ambil tapi kartunya untuk warga yang benar-benar miskin dan membutuhkan tapi malah bu Dukuh,” Kata Nur Kholis melalui pesan WhatsAppnya pada (26/7).

Sementara itu Dukuh Manukan saat berusaha dihubungi lewat telepon yang bersangkutan nomornya tidak dapat dihubungi.

(Redaksi)

Berita terkait sebelumnya baca di http://www.sorotnuswantoronews.com/2020/07/diduga-keteledoran-pengurus-bantuan.html?m=1