Jangan Ngaku Jago Nyetir Mobil Manual Kalau Masih Melakukan 5 Hal Ini

Bagikan

MetroIndonesia.co – Mengemudi menjadi hal yang menyenangkan memahami teknik berkendara yang tepat. Sebaliknya, bila salah mengemudi justru bisa berujung celaka atau minimal membuka potensi kerusakan pada kendaraan.

Nah, pada mobil dengan transmisi manual contohnya, pengemudi tentu bukan cuma harus menguasai teknik mengemudi yang benar, tapi juga menghindari berbagai kebiasaan yang salah.

Setidaknya ada 5 kebiasaan buruk pengemudi mobil manual, apa saja?

Tuas transmisi bukan hand rest

Kebiasaan buruk pertama adalah tidak memindahkan tangan setelah mengoper gigi. Bahkan di beberapa kesempatan, tuas transmisi dijadikan sebagai hand rest meskipun tidak sedang mengoper gigi.

Memang tidak ada efek langsung apabila hanya meletakkan tangan di atasnya, namun beda cerita ketika tidak sengaja menggeser atau menggoyangnya.

Bagian bawah tuas transmisi berbentuk garpu yang di sela-selanya terdapat gerigi yang terus berputar, apabila tidak sengaja menggeser tuas tersebut, maka garpu akan mengenai gerigi yang berputar, selanjutnya yang terjadi adalah garpu cepat aus atau dinamakan premature wear of transaxle shift forks.

Dalam kondisi garpu transmisi yang aus, perpindahan gigi akan sulit dilakukan, bisa dilakukan namun akan sangat kasar.

Adapun, larangan mengistirahatkan tangan pada tuas transmisi bertujuan untuk menjaga tangan tetap menggenggam setir, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan manuver atau reaksi menghindari suatu objek, kedua tangan dapat bekerja optimal dengan memutar setir kemudi.

Menginjak kopling dengan posisi gigi 1 atau 2 aktif saat menunggu lampu merah

Kesalahan lain yang umumnya orang lakukan adalah menahan kopling sambil memasukkan gigi 1 atau 2 saat macet atau menunggu antrean lampu merah. Bukan tanpa alasan tentunya, kebanyakan mereka beralasan untuk siap sedia dalam kondisi stand by, sehingga saat lampu hijau menyala sudah tidak lagi dibebankan dengan memasukkan gigi dan menginjak kopling. Tanpa disadari apabila terus melakukan kebiasaan ini, yang terjadi adalah kampas kopling akan cepat habis karena terus bergesekan dengan flywheel dan cover clutch.

Jadi ketika macet atau menunggu lampu merah, istirahatkan kaki tanpa menginjak kopling sambil netralkan tuas transmisi ya!

Menggenjot pedal kopling dan gas saat menanjak

Serupa seperti kebiasaan buruk sebelumnya, dengan menggenjot kopling dan gas secara bersamaan untuk mempertahankan posisi agar tidak mundur, merupakan kesalahan besar. Tanpa disadari, perilaku tersebut akan membuat panas pelat kopling akibat gesekan yang terus menerus dan menimbulkan bau karet terbakar.

Cara terbaik untuk mempertahankan posisi saat tanjakan adalah hanya menginjak remnya saja. Apabila hendak berakselerasi, bisa gunakan rem tangan sebagai bantuan agar tidak mundur.

Caranya, injak kopling dan masukkan gigi satu sambil rem tangan terus aktif, selanjutnya buka kopling sambil tangan bersiap membebaskan rem tangan dan di saat yang bersamaan, kaki kanan menambah sedikit tenaga agar pengemudi dapat merasakan sedikit momentum pergerakan mobil. Apabila sudah yakin mobil akan bergerak, lepas rem tangan dan injak agak dalam untuk menanjak.

Menginjak gas yang dalam pada posisi gigi tinggi saat putaran mesin rendah

Tidak kalah mengejutkan adalah kebiasaan malas mengoper gigi ke yang lebih rendah untuk memacu mobil. Maksudnya, banyak pengemudi yang terus memaksa mesin mendapatkan torsinya padahal dalam keadaan gigi yang tinggi, ini berarti memaksa kerja mesin yang tentunya bisa menyebabkan kerusakan komponen pada mesin.

Namun hindari juga perpindahan gigi ke rendah saat putaran mesin masih tinggi, yang terjadi adalah putaran mesin mentok hingga red line, ban penggerak mobil bisa spinning (berputar lebih cepat) yang tentunya juga bisa merusak komponen pada mesin apabila terus menerus melakukan hal ini.

Jadi sebaiknya apabila mengejar kecepatan ataupun torsi mesin, jangan malas untuk mengoper ke gigi yang rendah bila tidak ingin mobil kamu cepat-cepat masuk bengkel, paling tidak oper gigi ke rendah bila putaran mesin menunjukkan di bawah 2.000 rpm.

Kaki diletakkan di pedal kopling mobil manual

Terakhir kebiasaan buruk yang sering dijumpai adalah meletakkan kaki pada pedal kopling. Sama seperti sebelumnya, tanpa disadari pengemudi akan memberikan tekanan pada pedal kopling sambil melajukan mobil. Kebiasaan tersebut akan membuat pelat kopling panas serta membuat kampas kopling cepat aus.

Pelat kopling yang panas akan menyebabkan kopling seret, ini karena gagal terlepasnya pelat kopling dari flywheel saat menginjak pedal kopling, sehingga pengemudi tidak dapat memindahkan gigi.

Sebaiknya selalu istirahatkan kaki ke lantai mobil setelah memindahkan gigi, jangan lagi di atas pedal kopling ya!

Sumber : Kumparan