Jakarta, (Metro Indonesia) — Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menceritakan kronologi wafatnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo.
Hendarawan mengatakan mulanya Tjahjo sempat merasa keletihan akibat bekerja. Dia pun jatuh sakit kemudian dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo sejak pertengahan Juni lalu.
“Awalnya kecapean, letih, pekerjaan yang berat. Kemudian setelah itu jatuh sakit,” kata Hendrawan saat dihubungi, Jumat (1/7).
Setelah jatuh sakit itu diketahui bahwa Tjahjo mengidap komplikasi penyakit mulai dari paru-paru hingga asam urat.
“Ada paru-paru, diabetes, asam urat. Orang sakit kan komplikasinya berarti multi organ ya,” imbuhnya.
Kabar wafatnya Tjahjo Kumolo disampaikan petinggi PDIP Junimart Girsang. Dikatakan Junimart bahwa Tjahjo meninggal dunia pada Jumat (1/7) sekitar pukul 11.10 WIB di RS Abdi Waluyo tulis CNN.
Jenazah Tjahjo rencananya akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Rumah Dinas Widya Chandra 4 Nomor 2, Jakarta. Saat ini jenazah Tjahjo masih berada di RS Abdi Waluyo.
Tjahjo adalah kader senior PDIP. Pada awal karier politiknya Tjahjo juga sempat menjadi kader Golkar. Namun namanya menjulang bersama PDIP hingga akhirnya dipercaya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sebagai Sekjen PDIP.
Dia mundur dari posisinya sebagai sekjen PDIP pada 2014 silam setelah dipilih Presiden Jokowi masuk ke dalam kabinet sebagai menteri dalam negeri.
Pada pemerintahan Jokowi periode 2019-2024, Tjahjo kembali dipercaya masuk kabinet untuk menjabat sebagai Menpan RB.