Merasa Kondusif, 193 Pengungsi Erupsi Merapi Kembali ke Rumah

Bagikan

 

Yogyakarta, (Metro Indonesia) — Sebanyak 193 orang warga Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman, sempat mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo usai serangkaian erupsi Gunung Merapi pada Rabu (9/3) malam. Kini mereka telah kembali ke rumah masing-masing.
“Sudah pulang, setelah jam 6 (pagi) tadi,” kata Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM) Glagaharjo Rambat Wahyudi saat dihubungi, Kamis (10/3).

Rambat mengatakan, warga kembali secara mandiri sama seperti saat mereka datang ke lokasi pengungsian semalam.

“Dirasa sudah kondusif, ya mereka pulang,” ujar Rambat.

“Ada sebagian lansia yang enggak punya kendaraan, ya kemarin (evakuasi) kita jemput. Tadi pulangnya kita antar,” sambungnya seperti dikutip dari CNN.

Warga, menurutnya, mulai bersiap mengevakuasi diri sejak erupsi pertama pada Rabu malam. Letusan kedua, mereka sudah bergeser dari lokasi pemukiman ke balai desa.

Menurut Rambat, warga khawatir usai awan panas guguran mengingat lokasi kediaman mereka hanya berjarak 5 kilometer dari puncak Merapi. Sementara antara puncak gunung dan balai desa 12 kilometer.

Meski diperkenankan pulang, Rambat berpesan kepada warga agar tak mengurangi kewaspadaannya dan selalu memperhatikan rekomendasi BPPTKG. Ia berujar, pintu barak masih tetap terbuka bagi masyarakat yang khawatir akan erupsi lainnya.

“Baldes (balai desa) masih kita rawat, jaga, kan statusnya masih Siaga. Sekat juga masih ada, karena masih pandemi (Covid-19) kan. Ada yang mau ke sini tetap kita terima, muat sekitar 300 orang dan belum sama tenda,” pungkasnya.

Sementara Dukuh Kalitengah Lor, Suwondo mengatakan warga mengungsi karena merasa khawatir usai mendengar suara gemuruh bersamaan dengan adanya erupsi semalam.

“Sekitar jam 12-an (malam). Suara gemuruh terus ada api kelihatan merah-merah (lava di puncak Merapi),” kata Suwondo.

Suwondo menilai warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 Gunung Merapi memang dibekali kesadaran dan kesiapsiagaan kebencanaan. Evakuasi dilaksanakan apabila terjadi eskalasi aktivitas Merapi dengan pertimbangan tertentu.

Awan panas sendiri, menurut informasi yang Suwondo peroleh, semalam meluncur hingga Bunker Kaliadem yang berjarak 4,8 kilometer dari puncak Merapi atau tak jauh dari Kalitengah Lor.

“Kalau ada aktivitas yang mengkhawatirkan itu (warga mengungsi),” katanya.

“Karena (awan panas) tidak bisa dilihat secara kasat mata ya pada takut, trauma (erupsi) yang dulu,” ujarnya menambahkan.

Kini, warga Kalitengah Lor sudah kembali ke permukiman. Mereka sudah beraktivitas dengan normal.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/