Jakarta, Metro Indonesia – Penampakan mengerikan terlihat di wilayah Afrika. Berita viral ini tersebar sejak 2018 dan menyebutkan benua itu akan terbelah menjadi dua.
Namun IFL Science melaporkan fenomena tersebut hanya kejadian sangat terlokalisasi dari aktivitas peretakan rutin lembah. Fenomena tersebut dikaitkan dengan Sistem Rift Afrika Timur (EARS), dikutip Jumat (17/3/2023).
EARS merupakan salah satu keretakan terbesar di dunia yang membentang ke bawah selama ribuan kilometer. Retakan itu melewati beberapa negara Afrika, termasuk Ethiopia, Kenya, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Rwanda, Burundi, Zambia, Tanzania, Malawi, dan Mozambik.
Rift pada akhirnya membagi Afrika menjadi dua pelat yakni Somalia yang lebih kecil dan pelat Nubia yang lebih besar. Menurut sebuah laporan tahun 2004, keduanya saling tarik menarik dengan lajur milimeter super siput-swan per tahun.
Proses terbelahnya benua Afrika itu bakal terjadi sangat lama yaitu hingga jutaan tahun.
Seperti dilansir dari CNBC Indonesia, EARS dilaporkan telah terbentuk setidaknya selama sekitar 25 juta tahun lalu. Celah di Kenya disebut sebagai ‘bisikan’ yang terjadi di Afrika.
Namun dalam 5-10 juta tahun lagi, proses EARS dapat mengubah dunia. Saat itu akan terlihat bentangan laut baru antara lempeng Somalia dan Nubia dan Afrika akan kehilangan bagian timur dan di sana akan terpotong dengan sebuah lautan yang luas.
Namun perlu diingat, permukaan Bumi berada dalam keadaan fluks yang konstan. Ini membuatnya sangat lambat, jadi manusia akan merasakan perubahannya.