MetroIndonesia.co — Salah satu penganut paham Bumi Datar yang gencar dibicarakan pada 2018 lalu, Mike Hughes, tewas dalam roket buatannya sendiri. Hughes menjadi perbincangan lantaran ia kerap melakukan percobaan penerbangan roket buatan sendiri untuk membuktikan kalau Bumi memang tidak bulat.
Pria 64 tahun ini tewas dalam percobaannya meluncur ke angkasa menggunakan roket buatannya sendiri, Sabtu (22/2). Saat peluncuran ia tengah melakukan syuting untuk acara Homemade Astronauts untuk stasiun televisi Science Channel. Tayangan ini mempertontonkan kelompok penggemar pembuat roket buatan sendiri dalam usaha mereka meluncur ke luar angkasa.
“Kami berduka dan berdoa untuk keluarga Mike Hughes dan kerabat dalam masa sulit ini. Peluncuran ini selalu menjadi impiannya,” tulis salah satu televisi sains berbayar Amerika Serikat (AS) Science Channel.
“Hughes dijadwalkan untuk meluncurkan roket buatan sendiri untuk serial Science Channel bertajuk Homemade Astronauts,” seperti ditulis situs Discovery Channel, yang menjadi induk dari televisi sains berbayar tersebut.
Hughes dan Waldo Stakes membangun roket bertenaga uap. Tujuannya untuk menerbangkan Hughes sejauh 1,5 kilometer ke udara.
Tujuan penerbangan ini adalah untuk mengumpulkan pendanaan untuk proyek baru mereka “Rock-oon”. Ini adalah proyek roket yang dibuat setengah roket dan setengah balon.
Dengan proyek roket baru ini, keduanya berharap bisa menerbangkan Hughes sejauh 99,7 kilometer di udara (62 mil). Dengan ketinggian tersebut, ia akan mencapai batas antara atmosfer Bumi dan angkasa luar atau batas Karman, seperti disebutkan situs Discovery Channel, seperti dikutip CNN.
Kecelakaan nahas ini terjadi di sekitar jalan tol 146 Barstow, California, Sabtu petang, seperti disebutkan otoritas keamanan setempat. Hughes tewas setelah roket buatannya jatuh di padang pasir terbuka saat diluncurkan. Saat ini otoritas setempat tengah melakukan investigasi. Tidak ada korban cedera lain dalam kecelakaan ini.
Pada 2018 lalu, Hughes berhasil meluncurkan dirinya sendiri sejauh 0,54 kilometer (1800 kaki) ke angkasa. Peluncuran itu menggunakan roket buatan sendiri.
Sebelumnya, pada 2014 ia juga sempat berhasil meluncurkan dirinya sendiri sejauh 0,4 kilometer (1274 kaki). Lantas dalam percobaan berikutnya ia gagal menerbangkan dirinya sendiri ke angkasa sebanyak dua kali. Ia lantas menyalahkan pemerintah setembat atas kegagalannya itu. Sebab, pemerintah melarang ia untuk terbang di tanah publik.
Sementara kegagalan kedua terjadi lantaran roket yang dipakai Hughes mengalami masalah teknis. Hingga akhirnya ia berhasil menerbangkan dirinya sendiri pada usaha ketiga untuk membuktikan teori yang dipercayainya kalau Bumi itu datar.
“Aku lelah dengan perkataan orang-orang kalau aku tak berani melakukannya dan tak kunjung membuat roket,” kata Hughes. “Aku bosan dengan hal itu. Saya membangun (roket itu) dan melakukannya.,” kutip Hughes setelah kesuksesannya terbang seperti dikutip Gizmodo.
Tidak jelas pada tahap mana roket itu mengalami kegagalan terbang. Hughes punya anggaran yang terbatas untuk membangun roket itu. Ia menghabiskan Rp248 juta (US$18 ribu) untuk membangun roket impiannya itu. Anggaran sebesar ini didapat dari para simpatisan penganut Bumi datar selama bertahun-tahun, seperti dikutip Engadget.
Dengan dana terbatas, ia tak memiliki dana yang cukup untuk mengujur keamanan roket dan melakukan pengetesan. Ia mencoba dengan kesuksesan penerbangan di masa lalu yang berhasil mendarat dengan selamat dengan cedera yang relatif kecil. Pada percobaan terbang sebelumnya, Hughes cedera pada bagian punggung. (eks)