Klaten, (MetroIndonesia.co) -Seorang Zaenal Arifin, anak desa yang masuk tentara, 29 tahun 8 bulan mengabdi menjadi TNI angkatan darat berpangkat Pembantu Letnan 1 (Peltu). Sebelum pensiun ia ditugaskan di Desa Glodokan, Kecamatan Klaten Selatan.
Selain jadi TNI dia menjabat seorang RW di kampung dia tinggal. Selain jadi ketua RW Zaenal Arifin menjadi tukang gali kubur jika ada warga sekitar yang meninggal sudah 15 dia sandang. “Saat Saya mendaftarkan diri menjadi kepala desa, Alhamdulillah masyarakat Desa Glodokan banyak yang mendukung,” tuturnya saat ditemui Wartawan, pada Minggu (22/11/2020).
Apa yang di cita-citakan Zaenal menjadi kepala desa berhasil berkat dorongan warga masyarakat sekitar. Sudah 2 tahun dia menjabat Kepala desa tetapi dia tetap menjalankan profesinya menjadi penggali kubur. Bahkan jika ada yang meninggal sekiranya keluarga tidak mampu Zaenal Arifin menawarkan peti jenazah.
Meski saat ini ia sudah menduduki kursi orang nomor satu di Desa Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, namun ia tetap saja mau melakukan kegiatan lamanya sebagai seorang penggali kubur.
Ia tetap semangat menggali kubur meski keringat terus mengucur membasahi wajahnya. “Saya sudah satu jam ini menggali untuk warga yang meninggal. Meski saat ini saya sudah menjadi kepala desa namun saya masih akan tetap setia melakoni kegiatan ini mas,” kata Zaenal Arifin.
“Saya merasa senang bisa membantu warga yang membutuhkan. Saya menjalankan semua ini dengan tulus ikhlas untuk mengharap pahala dan bukan untuk mencari wah atau pujian dari orang lain,” katanya.
Zaenal menambahkan, saat ini ia memiliki tim untuk kegiatan menggali kubur. Jumlahnya antara enam hingga tujuh orang, tergantung mana anggota yang siap dan sehat.
“Kita semua saling bahu membahu membantu warga tanpa pandang bulu. Saya akan terus menjalani kegiatan menggali kubur ini semampu saya. Karena saya maju menjadi kades bukan untuk menjadi pemimpin tapi untuk menjadi pelayan bagi masyarakat. Saya akan terus mengabdi untuk kepentingan masyarakat Desa Glodogan,” pungkasnya.
(Redaksi)