Bantul (MetroIndonesia.co) – Berawal dari beredar pemberitaan di media online tentang adanya tindak pidana pemerasan yang di alami oleh oknum kepala sekolah SD di wilayah Kapanewon Sanden,PGRI Sanden langsung merespon dengan mengunjungi ke seluruh sekolah SD di wilayah Kapanewon Sanden untuk mengklarifikasi dengan masing-masing kepala sekolah.
Alhasil dari 16 kepala sekolah yang terdiri dari 9 perempuan dan 7 laki-laki menyatakan tidak ada yang merasa mengalami pemerasan.Akhiri S,pd selaku Ketua PGRI Kapanewon Sanden menyatakan bahwa berita dari salah satu media cetak dan online tersebut tidak benar.
“Saya bersama tim sudah mengklarifikasi ke semua kepala sekolah SD di Kapanewon Sanden ini, kebetulan saya sebagai yang dituakan di PGRI Sanden, temen-temen guru merasa tidak nyaman dan sangat resah karena tercipta kesan di masyarakat bahwa guru itu sebagai pembimbing kok malah melakukan perbuatan yang tidak baik,” tutur Akhiri S,pd saat di datangi wartawan.
Berhubung tidak adanya kepala sekolah SD yang merasa dan mengalami, pada Jumat (16-01-2021) Akhiri segera menghubungi redaksi media tersebut untuk meminta penjelasan melalui telepon dan diterima oleh pihak redaksi, di sarankan untuk meninggalkan nomor HP agar di hubungi oleh wartawan yang terkait. Namun sampai saat awak media mendatangi rumahnya di Dusun Peciro Murtigading Sanden belum ada respon dari wartawan yang di maksud.
“Saya hanya minta penjelasan serta pelurusan berita karena menyangkut nama insan pendidikan di kapanewon sanden ini,” pungkas Akhiri S,pd.
Selanjutnya jajaran PGRI Sanden berencana mau mendatangi kantor redaksi media terkait.
Seperti di ketahui dalam 3 hari ini beredar kabar yang menghebohkan warga Bantul tentang adanya tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku wartawan kepada salah seorang kepala sekolah dengan alasan perselingkuhan.
(Kontributor : Agung/Giyanto)