Si Corona Mewabah, Kuliner Ekstrim Codot Gunungkidul Ini Tetap Eksis

Bagikan

 

GUNUNGKIDUL, MetroIndonesia.co -Adalah Sukarwanti (62), pemilik warung kuliner codot bacem di bilangan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. Codot adalah sebutan kelelawar di daerah ini. Ia mengaku hebohnya virus korona di Wuhan China yang diduga berasal dari makanan semacam kelelawar itu tidak mempengaruhi minat pembeli kuliner ekstrim ini.

“Tidak berpengaruh mas, pembeli tetap banyak. Bahkan sering pembeli kecele karena stok codot yang tidak tersedia” kata Sukarwanti saat ditemui metroindonesia.co di warungnya Jumat (14/2/20).

“Kalo yang saya lihat berita itu kan cara masaknya beda dengan masakan disini. Bahkan yang disana (China) ada juga yang tidak dimasak langsung dimakan. Kalo disini dimasak dengan resep khusus yang sudah diwariskan dari orang tua saya. Bahkan sudah diteliti oleh salah satu rumah sakit dari Jogja juga. Jadi aman kalo dikonsumsi,” ucap wanita yang biasa dipanggail Mbak Wanti ini.

Saat ditanya dari mana pembeli kuliner codot bacem ini, Sukarwanti menjelaskan pembelinya dari berbagai kota. Gunungkidul, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Magelang. Kebanyakan dari pembeli adalah pelanggan lama dan digunakan untuk obat.

“Pembeli yang memesan banyak yang langganan mas. Codot dikonsumsi karena banyak yang percaya dapat menyembuhkan penyakit seperti asma, asam urat hingga diabetes,” kata Sukarwanti.

Codot bacem ini sendiri di jual dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 7 ribu. Sedangkan untuk codot berukuran besar dengan harga Rp 15 ribu per ekornya. Omset penjualan perhari bisa puluhan ekor tapi bisa juga kosong karena pasokan dari pemburu codot tidak tersedia.

“Codot didapatkan dari warga yang mencari di sekitaran tebing kawasan pantai selatan mas. Daerah Giriwungu dan Purwosari. Pasokan ke saya tidak pasti setiap harinya, tergantung sedapatnya mereka. Kadang pembeli kecewa karena stok codot yang belum tersedia,” pungkasnya.

Anjar W

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *