Jakarta, (Metro Indonesia) — Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait siswi SD di Gresik, Jawa Timur, yang buta diduga karena dicolok tusuk bakso diduga oleh kakak kelasnya.
Sejauh ini polisi telah memeriksa tujuh saksi dalam kasus tersebut, termasuk kepala sekolah yang bersangkutan.
“Sudah ada 7 orang saksi. Selain keluarga, tetangga, guru, dan kepala sekolah, polisi juga memeriksa dokter tempat korban berobat,” Kata Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan seperti dikutip dari detikJatim, Senin (18/9).
Aldhino menambahkan selain memeriksa tujuh saksi, polisi juga mengamankan perangkat perekam video atau DVR (Digital Video Recorder) dari 6 kamera pengawas (CCTV) yang ada di SDN 236 Randupadangan, Menganti, Gresik, Umi Latifah.. Namun dari rekaman yang sudah diamankan itu, polisi tidak menemukan rekaman pada diduga tanggal kejadian.
“Kami sudah serahkan satu DVR ke Tim Labfor Polda Jatim untuk dilakukan penyidikan lebih dalam. Kami juga amankan barang bukti lain yakni seragam korban,” tambahnya.
Aldhino menjelaskan polisi masih akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi lain yakni sejumlah guru dan penjaga sekolah di SD tersebut.
“Termasuk meminta keterangan dari dokter-dokter spesialis mata yang memeriksa korban. Saat ini masih ada satu dokter yang sudah dimintai keterangan,” ujarnya.
Pemeriksaan dokter itu dilakukan, kata Aldhino, agar pihaknya mendapatkan keterangan tambahan penyebab kurangnya penglihatan pada korban. Sebab, dari pemeriksaan awal saat visum di RSUD Ibnu Sina, korban mengalami penurunan penglihatan.
“Kami belum bisa pastikan korban ini mengalami kebutaan atau tidak. Untuk itu kami akan memeriksa dan meminta keterangan dokter yang mengobati korban. Nanti kami sampaikan hasilnya seperti apa,” kata dia.
Sebelumnya, pada Minggu (17/9), Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Riza mengatakan pihaknya sudah memeriksa Kepsek SDN 236 Umi Latifah pada Santi (16/9) lalu. Pemeriksaan dilakukan di kantor Polsek Menganti.
“Sudah kita periksa kemarin (Sabtu) siang hingga sore di Polsek Menganti,” kata Hepi, Minggu (17/9) seperti dikutip dari CNN Indonesia.
“Dari hasil keterangan yang kita dapat, saat kejadian, kepala sekolah tidak mengetahui secara langsung kejadian itu. Saat keluarga korban mendatangi sekolah untuk menanyakan siapa pelaku yang sudah mencolok putrinya, kepala sekolah menjawab tidak tahu,” tambah Hepi.
Hepi mengonfirmasi ketika keluarga korban meminta pihak sekolah menunjukkan rekaman CCTV, memang kepala sekolah tidak mengizinkan.
“Kepala sekolah mengakui kalau tidak memberikan izin keluarga korban melihat rekaman CCTV. Ia mengarahkan untuk berkoordinasi dengan Polsek (Menganti),” jelas Hepi.
“Dari situ lah kemudian terjadi miskomunikasi dan berbagai mediasi antara korban dan pihak sekolah,” sambungnya.
Setelah melakukan berbagai mediasi, lanjut Hepi, keluarga korban masih mendapati jalan buntu untuk menemukan pelaku. Akhirnya, keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polres Gresik.
Sebelumnya, seorang siswi SD diduga mengalami kekerasan oleh kakak kelasnya pada 7 Agustus 2023. Saat itu, siswi tersebut sedang mengikuti kegiatan lomba Agustusan di halaman sekolah, dan tiba-tiba ditarik pelaku ke sebuah gang.
Berdasarkan pengakuan siswi kepada keluarganya, di gang yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah itu, siswi itu diduga dipalak uang jajan. Korban yang menolak itu lalu dicolok-colok mata kanannya dengan tusuk bakso hingga terluka.
Ternyata, berdasarkan pengakuan siswi usai diperiksa Unit Perlindungan Anak dan Perempuan Polres Gresik, korban mengaku memang sangat sering dipalak kakak kelasnya. Bahkan, menurutnya, pemalakan itu terjadi sejak dirinya duduk di bangku kelas 1 SD.
(Smd/MI)