UNY dan HKI Gelar Seminar Nasional dan Workshop Kurikulum Merdeka

Bagikan

Yogyakarta (Metro Indonesia) — Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY bekerjasama dengan Divisi Pendidikan Kimia Himpunan Kimia Indonesia (HKI) dan Ikatan AlumniJurusan Pendidikan Kimia menyelenggarakan Seminar Nasional dan Workshop Kurikulum Merdeka. Seminar dengan tema Strategi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Bidang Pendidikan Kimia Indonesia ini diselenggarakan pada Sabtu, 26/11/22 di Ruang Seminar FMIPA UNY.

Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. KH Sugiyarto dari UNY, Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D., dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si., dari Universitas Negeri Semarang.

Ketua HKI Pusat, Prof. Hamzah Fansuri, M.Si., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan, Himpunan Kimia Indonesia menaruh perhatian besar pada Pendidikan Kimia ini karena inilah nanti yang akan menghasilkan generasi-generasi penerus Kimiawan Indonesia. Kimiawan memegang peranan sangat penting dan strategis bagi perkembangan bagi Indonesia dan seluruh dunia.

“Kita perlu menambah kimiawan baik baik praktisi, pendidik/pengajar maupun masyarakat umum karena kimia ilmu yang sangat penting dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Acara seperti ini sebaiknya ditingkatkan frekuensinya supaya masyarakat benar-benar marasakan manfaat dari para kimiawan. Belakangan ini makin terasa kebutuhannya dengan adanya pandemic misalnya. Pandemi lebih banyak kearah medis, tapi dibalik itu banyak sekali ilmu kimia yang ikut berperan aktif dalam penanganannya,” lanjutnya.

Prof. Sulistyo dalam paparannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Kimia mengungkapkan dalam penelitiannya bersama Muh Noris dan Muzazzinah bahwa terbukti laboratorium virtual berbasis problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajran kimia. Sebagai bahan ajar dan presentasi dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep. Laboratorium virtual dinilai cukup layak sebagai media pembelajaran dan kualitasnya sangat baik.

“Hasil riset virtual laboratory menunjukkan menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki nilai signifikansi yang tinggi dengan tingkat kelayakan media yang sangat baik. Media yang dikembangkan sekurang-kurangnya harus valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan hasil evaluasi, saran, dan masukan dari validator, dan subjek uji sebagai pengguna atau praktis. Intervensi pembelajaran menggunakan laboratorium virtual memiliki tingkat pencapaian yang lebih tinggi daripada menggunakan laboratorium tradisional,” terangnya. (Witono)