Jakarta (MetroIndonesia.co) –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat (16/7/2021), mengusulkan misi investigasi kedua untuk melihat asal-usul COVID-19 di China. WHO meminta transparansi dari China karena investigasi yang pertama terhalangi oleh minimnya data saat awal wabah menyebar.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengusulkan investigasi pada pasar binatang liar di Wuhan dan juga institusi laboratorium di dekat kasus-kasus awal ditemukan. Ini diketahui merupakan pernyataan dari WHO yang paling mendukung terkait teori COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium.
“Perlunya audit laboratorium dan institusi riset yang beroperasi di area ditemukannya kasus pertama pada manusia pada Desember 2019,” kata Tedros seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/7/2021).
Para diplomat mengatakan China keberatan terhadap ide investigasi ulang ini. Otoritas China berkali-kali membantah tuduhan COVID-19 berasal dari laboratorium, melainkan kemungkinan dari kelelawar yang menularkan virus ke manusia lewat perantara hewan lain.
Namun negara lain, termasuk di dalamnya Amerika Serikat, meminta investigasi lebih jauh terutama pada Wuhan Institute of Virology. Dikatakan bahwa laboratorium tersebut sedang meneliti virus pada kelelawar dan beberapa penelitinya terdeteksi sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19 sebelum muncul wabah.
“Menemukan asal-usul virus ini adalah upaya sains yang harus dijaga bebas dari politik. Agar ini bisa terjadi, China harus mendukung proses saintifik berikutnya dengan membagikan semua data yang relevan secara transparan,” kata Tedros.
Sumber berita;
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5646599/who-kembali-usulkan-investigasi-asal-usul-corona-di-china-periksa-lab?_ga=2.131770511.182344165.1626662596-975665089.1611381933.