Nasib Pendidikan di Masa Depan Menurut Dr Rahmad Santoso

Bagikan

Bantul (MetroIndonesia.co) – Nasib dunia pendidikan dan anak didik menjadi dilema tersendiri dimasa pandemi akhir-akhir ini. Tidak sedikit dari tokoh-tokoh nasional maupun lokal pemerhati pendidikan yang menyoroti perkambangan pendidikan kedepan.

MetroIndonesia.co berusaha mengungkap sebab dan solusi nasib dunia pendidikan dan peserta didik akibat gejolak pandemi khususnya di Indonesia dari akademisi yang berkompeten.

Dr Ramhad Santoso dosen Unsud (Universitas Jendral Suderman) Purwokerto, berusaha memberikan solusi terkait cara efektif sistem belajar mengajar yang tetap mematuhi prokes.

Dr Rahmad Santoso mendirikan ISBATA (Istana belajar taqwa) Albarokah dikediamannya yang sengaja ia bangun di Peduluhan Jetak Kalurahan Mulyodadi Bambanglipuro Bantul. ISBATA bertujuan untuk berkumpul anak-anak. Disana anak-anak bisa bermain, mengaji dan belajar.

“Saat anak-anak usai ngaji dari masjid kita kumpulkan di rumah ISBATA untuk belajar. Waktu belajar dirumah lebih banyak, dari pada banyak anak diluaran bermain game dan membuang waktu sia-sia, di sini mereka bisa belajar yang dapat kita pandu,” tutur Dr Rahmad Santoso di ruang ISTABA pada Selasa (2/2/2021).

Menyoroti peran guru/pendidik dengan keadaan saat ini yang tidak ada tatap muka Dr Rahmad Santoso memberikan solusi bahwa tidak bisa beban mendidik anak dibebankan hanya kepada pendidik. Orang tua murid, masyarakat dan murid sendiri harus ikut serta dalam pembelajaran. “Dirumah dan lingkungan rumah jadikan tempat untuk belajar. Semua elemen masyarakat tidak bisa lepas dalam mendidik anak. Orang tua dan masyarakat harus selalu memperhatikan anak-anak terkait prilaku,” tandasnya.

Sebagai pendidik seorang guru harus dapat menyampaikan ilmunya walaupun tidak bisa tatap muka. Guru dituntut untuk mencari cara disaat semua dibatasi agar murid bisa tetap mendapat ilmu seperti disekolah. “Jika anak-anak dibiarkan tanpa kendali dari semua pihak terkait pendidikan, maka jika keadaan normal siswa akan kaget dengan sekolah yang baru mereka. Hal ini dapat menimbulkan masalah baru. Untuk mengantisipasi hal ini anak-anak harus diberi pemahaman sejak dini terkait pentingnya pendidikan,” paparnya.

(Sumadi)