BPPTKG rekam 38 gempa guguran Gunung Merapi

Bagikan

Yogyakarta (Metro Indonesia) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 38 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Selasa, pukul 00.00-06.00 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan gempa guguran itu memiliki amplitudo 3-23 mm selama 28.76-179.96 detik.

Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga tercatat mengalami 15 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-7 mm selama 6-8.28 detik, empat gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 25-48 mm selama 7.08-10.36 detik.

Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah tidak teramati di atas puncak kawah Merapi.

Berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 11—17 Agustus 2023, pada kubah barat daya Merapi, teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava.

Untuk kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan.

Berdasarkan hasil foto udara pada10 Agustus 2023, kata Agus, volume kubah barat daya Merapi terukur sebesar 2.764.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.369.800 meter kubik.

Dikutip dari ANTARA Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.

Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Jika terjadi erupsi eksplosif, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

(Smd/MI)