Yogyakarta (Metro Indonesia) – Jembatan Pandansimo akan menjadi jembatan terpanjang di jalur lintas selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jembatan ini bakal menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Kulon Progo.
Jembatan yang memiliki panjang sekitar 1,9 km ini terdiri dari jalan pendekat, jembatan utama dengan tipe multi-girder yang menggunakan baja cor dan pelat baja bergelombang.
Melansir dari YouTube Agus Bintarto pada Kamis, 04 Juli 2024, proyek ini menelan biaya sekitar 14,8 miliar rupiah.
Proyek ini dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (Persero) dan PT Sumber Wijaya Sakti KSU selama 408 hari kalender, dengan target penyelesaian pada 31 Desember 2024.
Jembatan ini dirancang tidak hanya untuk memudahkan akses kendaraan bermotor, tetapi juga bagi pejalan kaki.
Di sisi kanan dan kiri jembatan, akan disediakan jalur pedestrian dengan tempat untuk menikmati pemandangan Sungai Progo dan muaranya.
Ornamen dan hiasan khas budaya lokal akan mempercantik jembatan ini, menambah daya tarik bagi wisatawan dan penduduk setempat.
Untuk mengantisipasi risiko gempa, jembatan Pandansimo menggunakan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB).
Proyek ini diharapkan menjadi jalan pembuka kesejahteraan bagi masyarakat Bantul dan Kulon Progo.
Tidak hanya meningkatkan mobilitas transportasi tetapi juga menghubungkan sektor ekonomi, logistik, dan sektor lainnya di kedua kabupaten tersebut.
Saat ini, proyek pembangunan jembatan memasuki tahap pemasangan pelat baja dan slap on pile.
Alat berat dikerahkan untuk memastikan penyelesaian tepat waktu.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dari kedua sisi, baik dari Bantul maupun Kulon Progo, dan progresnya sudah terlihat saling terhubung.
Masyarakat setempat sangat antusias dengan proyek ini.
Banyak yang datang untuk melihat proses pembangunan, terutama anak-anak yang tertarik dengan alat berat yang digunakan.
Dengan semangat pembangunan yang tinggi, jembatan Pandansimo diharapkan menjadi ikon baru di jalur lintas selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama dengan Jembatan Kretek 2 dan Kelok 18.
(MI)