Gaduh Soal Pertalite Dianggap Lebih Boros, Ini Kata Pertamina

Bagikan

 

Jakarta, Metro Indonesia – Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan keluhan warga setelah menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite (RON 90).
Setelah pemerintah menaikkan harga Pertalite pada 3 September 2022 lalu menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, terlepas dari kenaikan harga ini, sejumlah warga net alias netizen mengeluhkan pemakaian bensin lebih boros dan menilai kualitas Pertalite kini menurun.

“Ada yang merasakan gak, penggunaan BBM jadi boros semenjak harganya naik,” ungkap seseorang di twitter dalam akun @badaiborneo, dikutip Rabu (21/9/2022).

“Akhir-akhir ini, BBM Pertalite bersubsidi naik, tapi saya isi untuk di kendaraan saya sekarang kok agak boros ya, ampere indikatornya gak kaya dulu. Apa kalian juga ngerasain?” ungkap akun @amismark.

Lantas, bagaimana tanggapan Pertamina mengenai penilaian netizen tersebut? Benarkah kualitas Pertalite kini berubah?

Pertamina pun akhirnya buka suara terkait kehebohan publik di media sosial ini.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting meyakini bahwa mutu dan spesifikasi BBM Pertalite yang dijual sudah sesuai. Adapun standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

Dia mengatakan, batasan dalam spesifikasi sesuai Keputusan Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).

“Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diijinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (kilo Pascal),” ungkap Irto kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (21/9/2022).

Menurutnya, penguapan dapat berubah lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat. Secara spesifikasi, batasan maksimum untuk penguapan Pertalite adalah 10%, dibatasi maksimal 74 derajat Celsius. Adapun produk Pertalite ada di suhu 50 derajat Celsius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat Celsius, BBM subsidi itu sudah bisa menguap hingga 10%.

“Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya. Pertamina mengimbau agar konsumen melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop, agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya,” tandasnya.