Bantul (Metro Indonesia) — Tradisi Labuhan sesaji adalah tradisi turun temurun masyarakat jawa, tradisi tersebut mempunyai nilai luhur budaya Jawa yang perlu dilestarikan. Labuhan sesaji merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa rezeki, keselamatan serta hasil bumi dan laut yang melimpah serta hasil alam lainnya. Labuhan sesaji juga dimaknai sebagai kegiatan religi dengan paham Animisme dan Dinamisme yang tentunya mitos serta magic sangat lekat dalam adat istiadat dan budaya Jawa.
Bertempat di Pendopo Cepuri dan Pantai Parang Kusumo Kretek Bantul juga diselenggarakan Prosesi Labuhan oleh Projo Mangkualam pada Sabtu (14)5). Acara yang dimulai sekira Pukul 14.00 WIB tersebut selain dihadiri langsung KGPAA Mangku Alam II beserta seluruh abdi dalem Projo Mangkualam juga dihadiri oleh raja-raja Kerajaan Nusantara diantaranya dari Kerajaan Bali, Nusa Tenggara Barat, Kerajaan dari Sumatera serta dari Kalimantan.
Salah satu abdi dalem Projo Mangkualam yang enggan disebut namanya menjelaskan pada wartawan jika acara Labuhan tersebut merupakan Hajad Dalem KGPAA Paku Alam II, dan untuk ketua penyelenggaranya adalah KPH Haryo Metarum yang merupakan Patih di Projo Mangkualam. “Acara Labuhan ini merupahan Hajad Dalem, untuk penyelenggara Kanjeng Patih Haryo Metarum,” terangnya.
Prosesi dimulai dengan berdoa bersama bertempat di Cepuri dan dilanjut penaburan bunga dalam Cepuri yang notabene tempat tersebut disakralkan oleh Keraton Yogyakarta serta kerabat juga masyarakat pada umumnya.
Kemudian acara dilanjut dengan iring iringan bergodo yang membawa sesaji dan 2 gunungan hasil bumi menuju pinggir Pantai Parang Kusumo untuk di labuh.Sebelum sesaji dan gunungan dilabuh, seluruh peserta duduk dipinggir pantai untuk kembali berdoa meminta keselamatan dan limpahan rezeki kepada Tuhan. Dalam kesempatan tersebut doa dipimpin oleh Ki Ageng Menoreh.
Tampak warga masyarakat sekitar dan para wisatawan antusias mengikuti prosesi labuhan tersebut.Salah satu wisatawan dari Prambanan Klaten bernama Okta menyampaikan jika dirinya sangat menanti nanti acara labuhan tersebut. Bahkan dirinya menunggu dari pagi. “Saya bersama keluarga senang sekali bisa melihat acara labuhan ini, kami menunggu dari jam 10 pagi, Alhamdulilah akhirnya kami bisa menyaksikan,” ujar Okta.
Acara berlangsung dengan lancar dan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Terlihat dilokasi acara tim pengamanan dari jajaran kepolisian serta dari Ormas Paksikaton yang merupakan Pam Budaya di Yogyakarta.
(Sumadi/MI)